RSS

SEJARAH PERKEMBANGAN IPS SECARA UMUM

Ips itu bisa disebut social studies. Sebelum kita tahu bagaimana sejarahnya berarti kita harus bisa melihat sejarah social studies yang ada di Amerika Serikat, perkembangan ini bisa kita lihat dari berbagai akademis yang dimiliki Amerika Serikat yaitu seminar  Nasional Council for The Social Studies (NCSS) organisasi ini ada sejak tahun  1935 sampai sekarang.
Pada pertemuan seminar tersebut dialami banyak kebingungan  dari pemikiran yang tidak jelas dan menjadi dampak perdebatan intelektual yang tidak terselesaikan. Menurut Jhon Locke Tildsley suatu saat nanti sosial studies ini dapat mencapai suatu hasil yang gemilang.
Menurut Edgar Bruce Wesley bahwa definisi social studies ini pada tahun 1937 yaitu : bahwa ilmu sosial ini disederhanakan untuk tujuan pendidikan yang meliputi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, geografi, psikologo dan filsafat.
Social studies ini merupakan turunan dari ilmu-ilmu sosial, disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan baik pada tingkat persekolahan maupun perguruan tinggi. Sekitar tahun 1940-1950 NCSS mendapat serangan tentang pertanyaan mesti tidaknya social studies ini menanamkan nilai dan sikap demokratis kepada para pemuda. Hal tersebut tumbuh menjadi salah satu dampak yang melahirkan tuntutan bagi sekolah untuk mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan.
Pada tahun 1960-an para sejarawan dan ahli-ahli ilmu sosial telah mempelopori sosial studies sebagai suatu gerakan akademis yang mendasar dalam pendidikan . Kelompok ilmuan tersebut tertarik dengan  social studies, karena pada saat itu pemerintahan menyediakan dana yang sangat besar untuk pengembangan kurikulum. Dengan dukungan dana tersebut akhirnya para ahli bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum dan bahan belajar yang sangat inovatif, sehingga gerakan ini dikenal sebagai gerakan the new sosial studies (sosial studies gaya baru).
Dan ternyata pada tahun 1970-an gagasan untuk mendapatkan the new social studies ini belum menjadi kenyataan karena tujuan pembelajarannya saling bertentangan mengenai isi pembelajaran. Pada tahun 1940-1960, ditegaskan oleh barr, dkk. Terjadinya tarik menarik antara dua visi social studies.
Pada tahun 1955 terjadi terobosan yang besar bahwa program sosial studies disekolah seharusnya di organisasikan bukan dalam bentuk pembelajaran ilmu sosial yang terpisah-pisah, tetapi harus di orientasikan kepada close areas atau masalah-masalah yang tabu dalam masyarakat. Pada tahun 1960-an Gerakan The New Sosial Studies bertolak dari kesimpulan bahwa socail studies sebelumnya dinilai sangat efektif dan mempengaruhi perubahan sikap siswa.
Bruner dengan tegas berargumentasi bahwa gerakan ini dipacu lebih kuat sehingga pandangan ini sangat mempengaruhi pikiran dan sikap sejarawan dan ahli ilmu social. Atas dasar pendapat tersebut akhirnya pada sejarawan, ahli ilmu sosial dan pendidikan sepakat untuk melakukan reformasi sosial studies dengan melalui proses pengembangan kurikulum sekelompok pendidik, ahli psikologi, dan ahli ilmu sosial bersama-sama mengembangkan bahan belajar berdasarkan teori belajar, kemudian di uji cobakamn dilapangan, direvisi dan setelah itu disebarluaskan dalam dunia persekolahan.
Pada akhir dasawarsa 1960-an tercatat (barr, dkk :45)  adanya perubahan dari kegiatan materi pembelajaran yand terpisah-pisah ke suatu cara untukmencari hubungan interdisipliner. Pada masa itu Paul R. Hanna merintis pengembangan kurikulum yang bertolak dari basic human activities dan berhasil menghimpun lebih dari 3000 generalisasi yang di gali dari disiplin ilmu sosial.
Pada dasawarsa 1970-an terjadi hal yang sama dengan perkembangan sebelumnya tentang pertumbuhan social studies dan hasilnya hampir semua proyek kurikulum meitikberatkan pada inquiry process, desicion making, value question, and student oriented problems.
Dalam social studies ada tiga tradisi pedagogis yang dianggap sebagai pilar utama, dalam definisi tersebut terdapat beberapa hal, pertama, social studies ini merupakan suatu sistem pengetahuan yang terpadu, Kedua, misi utama social studies adalah pendidikan kewarganegaraan, ketiga, sumber utamanya adalah social science.
Pada abad ke-21 karakteristik dan tujuan social studies education ini masih tetap menempatkan pendidikan kewarganegaraan yakni pengembangan civic responsibility and active civic participation, sebagai salah satu esensi pengembangan kemampuan sosial yang berkenaan dengan visi tentang pengalaman hidupnya.
Adapun visi, misi dan strategi, NCSS menggariskan hal-hal sebagai berikut :
1.      Tujuan pokok program studies bukanlah hanya menjadi tanggung jawab dari social studies, jadi tujuan tersebut lebih diutamakan dalam social studies dibanding dengan bidang-bidang lain.
2.      Dalam dunia pendidikan persekolahan program social studies dimulai dari pendidikan taman kanak-kanaksampai dengan pendidikan menengah.
3.      Program social studies dititikberatkan pada upaya untuk membantu siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif dan sebagai pembangun pengetahuan sikap yang aktif melalui cara pandang secara akademik.
4.      Hakikat pengetahuan harus dilihat secara terpadu.



        SEJARAH PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA

Sejarah perkembangan ips di indonesia ini diawali dengan perkembangan ips di negara Amerika Serikat. Perkembangan konsep dasar ips di indonesia ini sangat sulit karena ada beberapa alasan yang pertama itu, karena belum adanya lembaga profesional di bidang pendidikan ips seperti halnya di amerika yaitu NCSS,  sulit dan banyak menemukan kendala, lebih bergantung pada pemikiran individual, bersifat individulistis atau kelompok. Lembaga yang dimiliki indonesia saat ini yaitu : HISPISI (Himpunan Sarjana Pendidikan Ips Indonesia) .
Istilah ips pertama kali muncul dalam seminar nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo, menurut laporan seminar tersebut menghasilkan 3 istilah yang muncul dan digunakan secara bertukar pakai yakni :
1.      Pengetahuan Sosial
2.      Study Sosial : Ilmunya hanya dijadikan dalam kondisi tertentu, karena yang harus dikembangkan itu ilmunya
3.      Ilmu Pengetahuan Sosial
Ketiga istilah ini diartikan sebagai suatu study masalah-masalah sosial dan dikembangkan melalui pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial itu dapat dipahami oleh siswa. Dalam seminar tersebut konsep dasar ips belum masuk dalam kurikulum sekolah tetapi baru dalam wacana akademis yang muncul dalam seminar tersebut.
            Pada tahun 1972-1973 konsep ips untuk pertama kalinya masuk kedalam dunia persekolahan yakni dalam kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP) IKIP bandung. Hal ini terjadi karena pemikir dalam seminar seperti achmad sanusi, Numan Somantri berperan sebagai anggota pengembang kurikulum. Dalam kurikulum tersebut digunakan istilah pendidikan kewarganegaraan yag didalamnya terdapat sejarah indonesia, ilmu bumi indonesia yang diartikan sebagai pengetahuan kewarganegaraan.
Ada 3 istilah dalam PPSP yaitu:
1)      Study Sosial
2)      Pendidikan Kewarganegaraan
3)      Civic dan Hukum
Kurikulum PPSP tersebut dapat dianggap sebagai pilar kedua dalam perkembangan pemikiran tentang pendidikan ips, sehingga pendidikan ips diwujudkan dalam 3 bentuk:
a)      Pendidikan ips terpadu dengan nama pendidikan kewarganegaraan
b)      Pendidkikan ips terpisah
c)      Pendidikan Kewarganegaraan  sebagai bentuk pendidikan ips khusus

TAHAPAN KURIKULUM  DI INDONESIA
1.      Perkembangan kurikulum di negara kita dimulai pada tahun 1975 dimana PPSP ini tidak memasuki antropololgi, sosiologi, dan pemerintahan.
2.      Pada tahun 1984 mencangkup disiplin ilmu pemerintahan dan politik, PMP (Pendidikan Moral dan Pancasila ) untuk melengkapi apa-apa yang dibutuhkan.
3.      Pada tahun 1986, dimana antropologi dan sosiologi mulai berlaku di SLTA.
4.      Pada tahun 1994, ilmu sosiologi dan antropologi.
Ada perbedaan  dalam bidang sosiologi :
Pada tahun 1994 pelajaran sosiologi ini hanya dipelajari oleh siswa SMA kelas 3 saja, dan kemudian pada tahun 2004 pelajaran sosiologi ini sudah bisa dipelajari oleh siswa SMA kelas 2 juga.
Dalam kurikulum tahun 1994 mata pelajaran PPKN merupakan mata pelajaran sosial khusus yang wajib diikuti oleh semua siswa dalam jenjang pendidikan (SD, SLTP, SMU). Sedang mata pelajaran ips diwujudkan dalam :
·         Pendidikan ips terpadu di SD kelas III sampai dengan kelas IV
·         Pendidikan ips pengembangannya di SLTP yang mencangkup materi geografi, sejarah, dan ekooi koprasi

·         Pendidikan ips terpisah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar