Pengertian Toleransi
Toleransi
berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang berarti
dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah
suatu sikap atau perilaku manusia
yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati
setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah
dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan
yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau
tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya
adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat
mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah toleransi juga digunakan
dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas , misalnya partai politik,
orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan
kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun
konservatif. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia
sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan
menghargai manusia yang beragama lain.
Dalam masyarakat
berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut
agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia
maka dari itu semua umat
beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang
berlainan akan terbina kerukunan hidup.
Toleransi : sikap atau
sifat menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan
pendirian sendiri. ; dua batas penyimpangan ukuran yang diijinkan.
Toleransi
dalam berbagai kehidupan.
|
Dunia sekarang sedang diuji oleh kelaparan dan kemiskinan
dari satu segi dan di segi lain dengan penghamburan kekayaan dan kesombongan.
Banyak manusia saat ini sudah lupa akan peristiwa sejarah masa lalu yang kelam,
dunia dirusak oleh manusia-manusia yang serakah. Contoh seperti Perang Dunia I,
Perang Dunia II.
Sikap dan perilaku toleransi dapat
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun kita berada, baik di
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, bahkan
berbangsa dan bernegara.
Di bawah ini saya akan memberikan contoh-contoh pengamalan
toleransi dalam berbagai aspek kehidupan.
1. Dalam Kehidupan Keluarga
Berikut ini adalah gambar-gambar tentang pengamalan toleransi dalam keluarga,
Berikut ini adalah gambar-gambar tentang pengamalan toleransi dalam keluarga,
2. Dalam Kehidupan Sekolah
Sama halnya dengan kehidupan
keluarga. Kehidupan sekolah pun dibutuhkan adanya toleransi baik antara kepala
sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan murid, guru dengan
murid maupun murid dengan murid. Toleransi tersebut dibutuhkan untuk terciptanya
proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan
dapat tercapai
Adapun contoh-contoh toleransi dalam kehidupan sekolah
antara lain:
a. Mematuhi tata tertib sekolah.
b. Saling menyayangi dan menghormati
sesama pelajar.
c. Berkata yang sopan, tidak berbicara
kotor, atau menyinggung perasaan orang lain.
Dibawah ini
adalah contoh gambar tentang para pelajar SMA yang saling menghargai satu sama
lainnya walau pun salah satu diantara mereka ada yang tidak bisa jalan hanya
bisa duduk di kursi roda, tetapi mereka teman-temannya merasa peduli dan rela
menolongnya
3. Dalam Kehidupan di Masyarakat
Cobalah kita renungkan dan kita sadari mengapa terjadi peristiwa seperti tawuran antar
pelajar di kota-kota besar, tawuran antar warga, peristiwa atau pertikaian
antar agama dan antar etnis dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut
merupakan cerminan dari kurangnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
Jadi toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:
Jadi toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:
a. Adanya sikap saling menghormati dan
menghargai antara pemeluk agama.
b. Tidak membeda-bedakan suku, ras atau
golongan.
Pada gambar no. 1
menggambarkan tentang masyarakat bersatu
dan berkumpul dengan perbedaan agama. Sedangkan di gambar yang ke-2
menggambarkan perkumpulan masyarakat yang berbeda profesi atau pekerjaan, ada
yang bekerja sebagai petani, dokter, dll.
Gambar 1 Gambar 2
4. Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakikatnya merupakan
kehidupan masyarakat bangsa. Di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam
pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Demikian pula di
dalamnya terdapat berbagai kehidupan antar suku bangsa yang berbeda. Namun
demikian perbedaan-perbedaan kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini
tercerai-berai, akan tetapi justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu
bangsa dan negara Indonesia. Oleh
karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi
disintegrasi atau terpecah belahnya suatu bangsa.
Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
antara lain:
a. Merasa senasib sepenanggungan.
b. Menciptakan persatuan dan kesatuan,
rasa kebangsaan atau nasionalisme.
c. Mengakui dan menghargai hak asasi
manusia.
Sikap toleransi
yang bisa ditanamkan pada siswa yaitu dengan cara :
1.
Menugaskan
siswa untuk mengunjungi teman yang sakit
Manusia adalah mahluk sosial. Dengan demikian ia tidak bisa berdiri sendiri, satu
sama lainnya saling membutuhkan. Manusia yang satu dengan lainnya mempunyai
corak yang berbeda, demikian
kedua-duanya mempunyai kepentingan yang sama dalam menjalani kehidupannya.
Dalam mengejar kepentingan ada norma atau etika manusia
sebagai makhluk yang berbudaya. Contohnya manusia bergaul dengan sesamanya.
Manusia harus bergaul, sebab pergaulan amat penting dan dibutuhkan, tanpa ini
manusia belum lengkap menjalankan kehidupannya. Dengan lain perkataan manusia tidak dapat
hidup sendiri tetapi manusia harus bersatu.
2. Membantu orang lain yang membutuhkan
pertolongan.
Manusia hanya akan mempunyai arti apabila hidup bersama-sama
dengan manusia lainnya di dalam masyarakat. Seperti yang jelaskan tadi, memang sulit dibayangkan
apabila manusia hidup menyendiri tanpa berhubungan dan bergaul dengan manusia
lainnya. Oleh sebab itu mari kita hidup bermasyarakat, bekerjasama tolong
menolong bahkan harus bersikap toleran dalam berbagai aspek kehidupan. seperti
misalnya ada seorang pengemis ke rumah , Anda memberinya dengan ikhlas.
3.
Mengunjungi teman yang sedang merayakan hari besar agama walaupun
berbeda agama.
Hari-hari yang menyentuh hati, perasaan dan kegembiraan sekaligus menyenangkan adalah pada saat-saat kita menunggu tiba datangnya hari raya. Sudah pasti setiap insan yang beriman merasakan betapa indahnya pada hari itu, dunia terasa damai dan tenteram. Anak-anak bernyanyi menari dan tertawa riang gembira. Begitu juga para remaja, pemuda dan pemudi, orang dewasa bersiul dan bernyanyi melupakan hari-hari yang penuh kesunyian dan kesibukan. Bagi yang beragama Islam melantunkan menyebut asma Allah Allahu Akbar dan mengucapkan takbir dan tahmid.
Hari-hari yang menyentuh hati, perasaan dan kegembiraan sekaligus menyenangkan adalah pada saat-saat kita menunggu tiba datangnya hari raya. Sudah pasti setiap insan yang beriman merasakan betapa indahnya pada hari itu, dunia terasa damai dan tenteram. Anak-anak bernyanyi menari dan tertawa riang gembira. Begitu juga para remaja, pemuda dan pemudi, orang dewasa bersiul dan bernyanyi melupakan hari-hari yang penuh kesunyian dan kesibukan. Bagi yang beragama Islam melantunkan menyebut asma Allah Allahu Akbar dan mengucapkan takbir dan tahmid.
Di Indonesia perayaan
hari-hari besar agama sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan
bangsanya, khususnya para pemeluk agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Perayaan hari-hari besar agama telah mendapatkan tempat yang baik dalam
hati sanubari bangsa Indonesia, bahkan memasyarakat. Perayaan hari besar agama
tersebut menjadi adat masyarakat karena perayaan tersebut dipandang mempunyai
arti yang penting bagi kemajuan hidup manusia.
Hari-hari besar yang
diperingati oleh:
a. Umat Islam antara lain:
Maulud Nabi Muhammad SAW., Isra Mikjraj, Nuzulul Qur’an, Tahun Baru Muharam,
Idul Fitri, dan Idul Adha.
b. Umat Kristen antara
lain: Natal, Paskah, dan Pantekosta.
c. Umat Hindu antara lain:
Hari Raya Nyepi, Galungan, Kuningan, Sraswati, dan Pagerwesi.
d. Umat Budha antara lain:
Waisak.
e. Umat Khong Hu Cu antara
lain: Imlek.
Terhadap perayaan hari-hari
besar agama tersebut, kita yang menganut agama yang berbeda-beda tentu akan
mengalami teman-teman kita yang sedang merayakan hari-hari besar agamanya Oleh karena itu tidak
ada larangan bagi kita yang beragama Islam untuk mengunjungi teman kita yang sedang merayakan
hari besar agamanya meskipun berbeda agama. Demikian pula sebaliknya teman kita pun boleh mengunjungi
hari besar agama kita. Namun yang terpenting adalah ketika kita mengunjungi peringatan
hari besar agama teman kita yang berbeda agama, kita jangan ikut dalam
melakukan peribadatan, karena itu bertentangan dengan makna toleransi beragama.
berikut contoh-contohnya
baik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah, masyarakat, maupun dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
KETERKAITAN PERILAKU TOLERANSI DENGAN NILAI MORAL LAINNYA
Toleransi berasal dari bahasa Latin;
tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat
lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.
Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi
mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.
Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu:
Negatif: Isi ajaran dan penganutnya
tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja karena dalam
keadaan terpaksa. Contoh PKI atau orang-orang yang beraliran komunis di
Indonesia pada zaman Indonesia baru merdeka.
Positif: Isi ajaran ditolak, tetapi
penganutnya diterima serta dihargai. Contoh kita beragama Islam wajib hukumnya
menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinan pada ajaran agama kita, tetapi penganutnya atau manusianya
kita hargai.
Ekumenis: Isi ajaran serta penganutnya
dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur kebenaran yang
berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri. Contoh kita dengan teman kita sama-sama beragama Islam atau
Kristen tetapi berbeda aliran atau paham.
Selanjutnya manakah gambar atau ilustrasi di bawah ini yang
sesuai dengan sikap toleransi yang benar
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5
Untuk contoh gambar nomor 1 kita dapat
menjawab aliran-aliran agama yang dianggap sesat baik oleh pemerintah maupun
oleh penganut agama itu sendiri.
Untuk contoh gambar nomor 2 jika kita beragama
Nasrani, kemudian kita diminta oleh teman kita untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka kita wajib menolaknya tetapi teman kita tersebut perlu dihormati dan dihargai. Itulah contoh yang
paling sederhana.
Pada contoh gambar nomor 3 sebaiknya kita
memberikan contoh misalnya ada dua teman kita, yang
satu beragama Budha yang satunya lagi beragama Hindu. Meskipun kedua teman kita itu berbeda agama dengan kita tetapi perlu dan wajib mereka itu dihargai, demikian pula
sebaliknya.
Jika kita memilih gambar nomor 4 berarti kita tepat. Mengapa, karena memang pada gambar 4 tersebut
menunjukkan adanya sikap dan perilaku toleransi dalam kehidupan beragama.
Toleransi sejati didasarkan pada sikap hormat terhadap
martabat manusia, hati nurani dan keyakinan serta keikhlasan sesama apapun
agama, suku, golongan, ideologi, atau pandangannya. Seorang yang toleran berani
mengadakan wawancara atau berdialog dengan sikap terbuka untuk mencari pengertian dan kebenaran dalam
pengalaman orang lain, untuk memperkaya pengalaman sendiri dengan tidak
mengorbankan prinsip-prinsip yang diyakini.
Kaitannya dengan sikap saling
menghargai dan contoh-contohnya.
Marilah kita renungkan dan amati suasana perikehidupan
bangsa Indonesia. Kita harus merasa bangga akan tanah air kita dan juga kita
harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita telah dikaruniai tanah air
yang indah dengan aneka ragam kekayaan alam yang berlimpah ditambah lagi
beranekaragam suku, ras, adat istiadat, budaya, bahasa, serta agama dan
lain-lainnya.
Kondisi bangsa Indonesia yang
pluralistis menimbulkan permasalahan tersendiri, seperti masalah SARA (suku, agama,
ras dan antar golongan),
paham separatisme, tawuran ataupun kesenjangan sosial. Dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antar umat beragama harus selalu dijaga
dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan
satu sama lain karena masalah agama.
Toleransi antar umat beragama bila kita bina dengan baik
akan dapat menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama sehingga
tercipta suasana yang tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan beragama
termasuk dalam melaksanakan ibadat sesuai dengan agama dan keyakinannya.
Melalui toleransi diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban
serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing.
Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu akan terbina peri
kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.
Contoh
pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti:
a. membangun jembatan,
b. memperbaiki tempat-tempat umum,
c. membantu orang yang kena musibah banjir,
d. membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
a. membangun jembatan,
b. memperbaiki tempat-tempat umum,
c. membantu orang yang kena musibah banjir,
d. membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita wujudkan dalam
kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan dan tidak menyinggung keyakinan
agama masing-masing.
Kita sebagai umat beragama berkewajiban menahan diri untuk
tidak menyinggung perasaan umat beragama yang lain. Hidup rukun dan bertoleransi tidak berarti bahwa agama yang
satu dan agama yang lainnya dicampuradukkan. Jadi sekali lagi melalui toleransi
ini diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan menjalankan
ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling
menghargai dan saling menghormati itu, akan terbina perikehidupan yang rukun,
tertib, dan damai.
Toleransi antar umat beragama bila kita bina dengan baik
akan dapat menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama sehingga
tercipta suasana yang tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan beragama
termasuk dalam melaksanakan ibadat sesuai dengan agama dan keyakinannya.
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa sikap toleransi
tidak berarti membenarkan orang lain berpendapat lain yang tidak sesuai dengan
hak asasi, karena pengertian toleransi itu sendiri juga berarti suatu sikap
perbuatan yang dilandasi oleh kasih sayang sesama manusia.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak
bisa hidup sendiri, sudah pasti memerlukan orang lain. Contoh: sebagian rezeki
kita, datang lewat rezeki orang lain. Sebagian dari keberlangsungan kehidupan
kita, bergantung pada keberadaan orang lain. Sebagian dari kesuksesan kita,
bertumpu kepada kesuksesan orang lain.
Dalam kaitan dengan baik buruknya perilaku kita,
ketergantungan itu juga ada. Setidaknya, kita perlu bantuan orang lain untuk
menjadi baik, minimal sebagai mitra, sahabat, atau saudara yang mengingatkan di
kala kita lalai, yang menuntun kita saat kita tersesat, yang membimbing kita
ketika kita kebingungan.
Kaitannya dengan kerukunan di antara
umat beragama, suku, budaya, dan golongan dan contoh-contohnya.
Norma agama mengajarkan kepada manusia untuk berbuat
kebajikan kepada sesama karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
memiliki harkat dan martabat sama serta memiliki akal dan budi yang mulia.
Dengan akal dan budinya, manusia wajib menjalin hubungan baik dengan lingkungan
hidupnya, dengan sikap saling menghormati dan saling mengasihi. Setiap manusia
dikaruniai hak-hak asasi yang harus dihormati oleh orang lain.
Manusia yang percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
akan selalu berbuat baik dan bersikap toleran terhadap manusia lain.
Dari uraian di atas marilah kita menyadari bahwa:
- Hidup
saling mengingatkan dalam usaha mencapai tata pergaulan yang baik
merupakan sikap dan perbuatan yang terpuji.
- Tanpa
hidup saling mengasihi dan saling menghormati antara sesama warga
masyarakat, kehidupan masyarakat akan menjadi buruk dan rusak. Tentu kita tidak menghendaki . Agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan agar manusia hidup saling menghormati dan
saling mengasihi walaupun manusia itu tidak seagama dan sekepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sesuku, seadat dan sebagainya. Ajaran agama menuntun
ke arah perbuatan yang baik saling menghormati bagi sesama manusia di
dunia tanpa kecuali.
0 komentar:
Posting Komentar